Selasa, 31 Mei 2011 6 komentar

Patah Tulang pada Anak

Di usianya yang ke-3, Hanina mengalami patah tulang pada tangan kiri nya. Jatuh dari sepeda sewaktu di bonceng Abi menjadi awal cerita. Saat kejadian Hanina menangis tiada henti sambil mengeluh kesakitan. Keputusan kami saat itu, hanya memanggil tukung pijat anak yang biasa. Hari-hari pun berlalu tanpa keluhan yang berlebihan dari Hanina. Walaupun kami sedikit khawatir dengan penampakan siku tangan kiri nya yang terlihat berbeda dari si kanan.

Atas saran orang tua dan teman, kami bawa Hanina untuk di Rontgen setelah kurang lebih 1 bulan dari kejadian. Hasilnya pun kami bawa ke dokter Orthopedi di RS Hermina Depok, dengan Dr. Benny Tumbelaka saat itu. Mengejutkan...tanggapan dokter dingin sekali. Vonis nya saat itu adalah operasi sebagai jalan satu-satunya untuk penyembuhan kondisi tangan kiri Hanina yang menurutnya mengalami 2 kasus yang cukup berat dengan kondisi sendi lepas dan bengkok yang sudah berlangsung terlalu lama. Jalan operasi pun hanya memungkinkan kesembuhan 50 – 60 persen. sang dokter tidak bisa menjamin kondisi akan kembali seperti sedia kala. Perkiraan biaya operasi 30 – 35 juta rupiah.

Kami sedih, kalut, memikirkan si kecil Hanina harus mengalami operasi atau.. kalau tidak, bagaimana dengan pertumbuhan fisiknya kelak.. Saya dan suami mengambil keputusan cepat saat itu. Kami membawa hanina untuk pengobatan alternatif. Ahli patah tulang H.Naim di daerah cipete menjadi pilihan diantara banyaknya masukan. Dua kali kami berobat kesana, Hanina di tangani oleh dua orang yang berbeda dan saling berlepas tangan. mereka menganggap kondisi patah tulang tangan kiri hanina sudah terlalu lama, sudah tumbuh tulang yang baru.. terlalu keras..tidak ada optimisme di raut wajah mereka. kami kecewa.. semakin sedih memikirkan pertumbuhan Hanina kelak.

Seorang teman yang punya teman memberi kami jalan. Dia punya anak dengan kasus yang sama dengan Hanina. Dia membawanya ke H. Syaifudin di Cimande, pengobatannya membawa hasil yang positif pada si anak 2 bulan terakhir katanya. Kami pun memutuskan mencoba berikhtiar untuk kesembuhan Hanina kesana. Alhamdulillah, tanggapan H. Syaifudin sangat positif terhadap kondisi tangan Hanina. Dia meyakini bahwa setiap anak akan mengalami pemulihan yang cepat dan bisa kembali normal seiring pertumbuhannya kelak. Metode pengobatannya pun layaknnya fisioterapis tapi bedanya dia menggunakan minyak tradisional. 2 kali kami berobat kesana, beliau menyarankan agar kami melatihnya sendiri di rumah sebagaimana yang ia lakukan.

Kami kembali melakukan rontgen untuk melihat perkembangan tangan Hanina. Syukur, sendi di siku nya sudah mulai masuk walaupun belum tepat pada tempatnya semula. untuk yang bengkok belum ada perubahan.

Kami memikirkan untuk second opinion...
Kali ini kami bawa rontgen Hanina ke dr. Mulyanto,Sp.B, Sp OT di RS HGA Depok.
Subhanallah.. Tanggapan dokter ini sangat positif,walaupun dia sedikit kecewa dengan pilihan kami membawa Hanina berobat alternatif ketimbang pengobatan medis. Menurutnya, Prinsip utama pengobatan patah tulah pada anak adalah tanpa perlu operasi. Penyembuhan fraktur pada anak sangat cepat Untuk sikunya kelak akan mengalami koreksi spontan pada bidang gerak sendi yang terdekat dengan pembentukan jaringan pengikat yang elastis sebagaimana layaknya fungsi siku. Sedangkan untuk tulang lengannya yang bengkok menurutnya, fraktur akan mengalami remodeling seiring dengan pertumbuhan memanjangnya tulang anak, sehingga akan dapat normal kembali. Tapi dokter mengingatkan, bahwa itu sebatas teori yang ia pahami.. namun yang paling kuasa menyembuhkan tetaplah Allah. Sehingga kami diminta berdoa slalu untuk kesembuhan anak kami dan bersabar karena ini akan memakan waktu 1-2 tahun untuk proses penyembuhannya secara alami. kami pun diminta untuk selalu melatih gerak tangan kiri Hanina agar otot-ototnya tetap hidup dan berkembang.

AyahBunda, Kami mengambil hikmah yang besar pada kejadian yang menimpa anak kami. Semoga Ayahbunda tidak mengalami kesalahan yang sama. Bertindak lebih cepat dan tepat menanggapi setiap kejadian pada masa pertumbuhan anak adalah yang utama. Jangan sepelekan apapun, tanya pada pihak-pihak yang memiliki kapasitas secara profesional baik, pikirkan dengan jernih, lakukan second opinion.. third opinion dan seterusnya sampai kita dapatkan kemungkinan terbaik dan termudah.

Jumat, 20 Mei 2011 0 komentar

Belajar dari ibunda Asiyah (Istri Firaun)

Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari. (QS 26 : 9)

Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim. (QS 66:11)

 
Asiyah...Wanita mulia ini terukir namanya dalam alqur'an sebagai salah satu teladan bagi kita bunda.Kisahnya berawalKetika Fir'aun mengetahui keimanannya  kepada Allah, maka murkalah Fir’aun. Dengan keimanan dan keteguhan hati, wanita shalihah tersebut tidak goyah pendiriaannya, meski mendapat ancaman dan siksaan dari suaminya.

Kemudian keluarlah sang suami yang dzalim ini kepada kaumnya dan berkata pada mereka, “Apa yang kalian ketahui tentang Asiyah binti Muzahaim?” Mereka menyanjungnya.Lalu Fir’aun berkata lagi kepada mereka,“Sesungguhnya dia menyembah Tuhan selainku.” Berkatalah mereka kepadanya,“Bunuhlah dia!”
Alangkah beratnya ujian wanita ini, disiksa oleh suaminya sendiri.

Dimulailah siksaan itu, Fir’aun pun memerintahkan para algojonya untuk memasang tonggak. Diikatlah kedua tangan dan kaki Asiyah pada tonggak tersebut, kemudian dibawanya wanita tersebut di bawah sengatan terik matahari. Belum cukup sampai disitu siksaan yang ditimpakan suaminya. Kedua tangan dan kaki Asiyah dipaku dan di atas punggungnya diletakkan batu yang besar. Subhanallah…saudariku, mampukah kita menghadapi siksaan semacam itu? Siksaan yang lebih layak ditimpakan kepada seorang laki-laki yang lebih kuat secara fisik dan bukan ditimpakan atas diri wanita yang bertubuh lemah tak berdaya. Siksaan yang apabila ditimpakan atas wanita sekarang, mugkin akan lebih memilih menyerah daripada mengalami siksaan semacam itu.
Namun, akankah siksaan itu menggeser keteguhan hati Asiyah walau sekejap? Sungguh siksaan itu tak sedikitpun mampu menggeser keimanan wanita mulia itu. Akan tetapi, siksaan-siksaan itu justru semakin menguatkan keimanannya.
Iman yang berangkat dari hati yang tulus, apapun yang menimpanya tidak sebanding dengan harapan atas apa yang dijanjikan di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala. Maka Allah pun tidak menyia-nyiakan keteguhan iman wanita ini. Ketika Fir’aun dan algojonya meninggalkan Asiyah, para malaikat pun datang menaunginya.

Di tengah beratnya siksaan yang menimpanya, wanita mulia ini senantiasa berdo’a memohon untuk dibuatkan rumah di surga. Allah mengabulkan doa Asiyah, maka disingkaplah hijab dan ia melihat rumahnya yang dibangun di dalam surga. Diabadikanlah doa wanita mulia ini di dalam al-Qur’an,
“Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim.” (Qs. At-Tahrim:11)

Dan ketika melihat rumahnya di surga dibangun, maka berbahagialah wanita mulia ini. Semakin hari semakin kuat kerinduan hatinya untuk memasukinya. Ia tak peduli lagi dengan siksaan Fir’aun dan algojonya. Ia malah tersenyum gembira yang membuat Fir’aun bingung dan terheran-heran. Bagaimana mungkin orang yang disiksa akan tetapi malah tertawa riang? Sungguh terasa aneh semua itu baginya. Jika seandainya apa yang dilihat wanita ini ditampakkan juga padanya, maka kekuasaan dan kerajaannya tidak ada apa-apanya.

Maka tibalah saat-saat terakhir di dunia. Allah mencabut jiwa suci wanita shalihah ini dan menaikkannya menuju rahmat dan keridhaan-Nya. Berakhir sudah penderitaan dan siksaan dunia, siksaan dari suami yang tak berperikemanusiaan.

Jadi,Bukankah Allah tidak pernah membiarkan kita sendiri bunda ?
Lalu mengapa kita tidak seperti Asiyah yang hanya berlari pada Allah ketika ujian dari suami datang padanya ?
Smoga Allah pun Membangunkan kita istana di syurga sebagaimana Asiyah, dikarenakan kita snantiasa menjaga ketaatan kita kepada Allah diatas apapun.Amiin..

Sumber: 14 Wanita Mulia dalam sejarah Islam (terjemahan dari Nisa’ Lahunna Mawaqif) karya Azhari Ahmad Mahmud

Wahai AyahBunda

Bismillahirrahmanirrahim

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri". ( Qs Al Ahqaf : 15)

Wahai Ayah,Bunda..

Syukur kami pada Illahi Rabbi, beriring rasa terimakasih yang takkan pernah cukup untuk membalas semua jasamu. Engkau telah memelihara kami sejak kecil, memberi nasihat, peringatan dan petunjuk di sepanjang hidup kami. Cinta dan kasih sayangmu telah membesarkan kami, menjaga kami untuk senantiasa dalam keimanan pada Allah, mengajarkan Alqur’an dan As sunnah serta mengajak kami untuk slalu mengikuti jalan orang-orang shaleh.

Ayah,Bunda...
Hari ini kami datang padamu memohon ampunanmu...meminta ridho dan keikhlasanmu...

Jika kesalahan kami padamu lebih banyak dari harapan yang bisa kami berikan,
Jika khilafnya kata, perbuatan, dan tingkah laku kami yang menyakiti hatimu lebih banyak dari santun dan bakti yang bisa kami berikan..
Jika engkau, Ayah Bunda kadang memarahi dan memukul kami
Sungguh kami memang pantas mendapatkan itu

Jika engkau, bapak/ibu kadang mengalirkan air mata kekesalan atas kami
Sungguh kami tunduk dan rendah atas perbuatan kami yang tercela
Allah Maha Tahu, tetesan-tetesan air mata ini adalah untuk pertaubatan kami
Hisablah kami Ayah/Bunda...maafkan kami..

Iringi langkah kami ini dengan kelapangan hati mu
Kuatkan kami dengan restumu..
Dan tuntunlah kami dengan doa tulusmu
Ayah,Bunda...
Sesungguhnya kami anak-anakmu yang sangat mencintai dan menyayangimu
Tiadalah penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami haturkan untuk mu

Semoga Allah memberi kalian pahala atas amal perbuatan kalian, membalasmu dengan kebaikan,syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai bersama orang-orang shaleh dan kami anak-anakmu.